Sabtu, 26 Februari 2011

Rahasia Gedung walet paket hemat


PDF Print E-mail

Semakin hari semakin banyak orang tertarik membudidayakan burung walet. Fenomena ini hampir terlihat di semua wilayah di Indonesia, bahkan Malaysia, Thailand dan Philipina. Mereka tergiur budidaya walet karena mengejar “passiv incame” untuk hari tua. Seperti kita pahami, bahwa dalam budidaya walet ini, investasi hanya 1 kali. Selanjutnya hampir tidak ada beaya operasional. Budidaya walet ini disebut juga investasi jangka panjang, yang hasilnya bisa dinikmati untuk anak-cucu-cicit.
 
Akhir juni kemarin saya kedatangan tamu dari Kelantan Malaysia, namanya Mr Dony, pemilik banyak perusahaan, termasuk bos multi level Alliance Teamwork Marketing/ATM, yang kini marak di Indonesia. Beliau minta diajak keliling melihat prospek walet di Indonesia. Saya ajak masuk ke gedung walet milik Koh Apeng di Raja Mandala-Cianjur Jawa Barat. Bau menyengat kotoran walet memaksa  kami harus menggunakan masker. Maklum populasi waletnya sangat padat. Sudah  4 tahun saya kelola gedung Apeng ini sejak dari Nol. Sekarang populasinya sudah ribuan dengan kualitas sarang yang sangat ciamik: besar-utuh-putih bersih. Harganya relatif mahal. Sambil mengamati formasi sarang walet, di  dalam gedung itu berulangkali Mr Dony mengacungkan jempolnya, mengakui teknik pengaturan tata ruang yang membikin burung merasa nyaman dan aman. “Ruangan ini bikin walet save” katanya didampingi Bambang Seno Adjie, Chief Excecutive yang kantornya di Mangga Dua Square.
 
Beliau juga melihat system ‘internet walet”  dengan puluhan kamera di dalam dan di luar gedung. Lokasi gedung Apeng di Raja Mandala, sementara Apeng tinggal di Bandung. Untuk memonitor perkembangan dan keamanan gedung waletnya  tiap saat, Apeng tinggal meng-klik laptopnya di manapun dia berada. Mr Dony rencana akan bangun gedung walet di Cianjur. Dan dia bisa memonitor perkembangan waletnya dari Malaysia, dengan “internet walet”.
 
Mr Dony juga sangat tertarik dengan konsep Rumah walet Paket hemat yang telah saya terbitkan. Bahkan dia berencana untuk membikin property. Saya jelaskan, buku ini hasil eksperimen yang telah saya lakukan di berbagai lokasi di Indonesia. Dengan biaya minimalis, namun suhu, kelembapan serta tata ruang, membuat walet kerasan dan menetap di gedung tersebut. Konsep ini  menurutnya sangat brillian. Sebab invetasi di awal tidak harus besar. Jika gedung hemat  ini sudah menampakkan bukti keberhasilan, selanjutnya gedung tersebut bisa dikembangkan lebih besar lagi, dengan inveastsi yang lebih serius.
 
 Di buku 18 desain dengan tebal 108 halaman, full colour dan di cetak dengan kertas lux ini,  memang saya jelaskan tata ruang yang membuat walet cepat betah untuk tinggal, karena desain plafon/ sirip yang sangat unik, yang belum pernah ada, bahkan belum pernah  terbayangkan oleh siapapun. Memang tidak semua rahasia saya ungkap di buku. Makanya, mereka yang membeli buku saya ini wajib  konsultasi, sebab banyak rahasia yang masih saya simpan. Terus terang, jika seluruh rahasia itu saya beber di buku, saya kawatir di bajak orang. Makanya,  rahasianya  hanya saya beberkan saat memberi konsultasi ke pembeli buku 18 desain. Konsultasi bisa lewat telepon atau email. Bagi gedung yang masih kosong, atau kurang produktif, ide 18 desain ini juga bisa menjadi masukan pemikiran agar gedung anda tidak kosong melompong atau hanya sedikit walet yang bersarang, padahal investasi sudah terlanjur tertanam ratusan juta rupiah. Jangan putus asa. Dapatkan ilmu dan rahasianya di buku ini. Orang Malaysia saja ngejar ilmu sampai ke Cianjur, orang kita kok cuma berpangku tangan. Ilmu sangat penting dan mahal. Ilmu tak akan hilang sampai kapanpun. Dengan ilmu kita akan sukses !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar